ELASTISITAS
Sering kita mendengar kata elastisitas dalam kehidupan keseharian. Namun, apakah teman-teman mengetahui apa makna elastisitas?
Sebelum menjelajahi makna elastisitas lebih jauh, mari perhatikan ilustrasi berikut :
Ketika selembar kertas diberi gaya oleh tangan kita, kertas tersebut mengalami perubahan bentuk.
Pertanyaannya, apakah kertas yang berubah bentuk tersebut akan kembali ke bentuknya semula?
Coba, bandingkan dengan ilustrasi yang kedua ini:
Saat karet gelang diberi gaya oleh jari kita, karet akan mengalami perubahan bentuk pula.
Pertanyaannya, apakah karet yang berubah bentuk tersebut akan kembali ke bentuknya semula saat gaya dari jari tangan dihilangkan?
Dari demonstrasi di atas dapat diamati bahwa apabila suatu
benda tegar diberi gaya, benda dapat kembali ke bentuk asalnya setelah
gaya dihilangkan. Sifat tersebut dinamakan sifat elastis benda. Disamping
itu, ada fenomena dimana gaya yang dikenakan benar-benar mengubah
bentuk benda sehingga tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Kebanyakan benda bersifat elastis meski diberi gaya pada batas-batas
tertentu (Tipler, 2001:386). Ketika gaya yang diberikan melebihi batas
tersebut, benda tidak lagi bersifat elastis dan akan mengalami deformasi
yang irreversible. Batas tersebut dinamakan batas elastis benda.
1. Modulus Young
Pada suatu benda tegar homogen yang diberikan gaya di ujungujungnya secara berlawanan, gaya akan terdistribusi merata. Besarnya
gaya yang diberikan pada benda untuk setiap satuan luas penampang
dinamakan tegangan. Dapat kita tulis:
Apabila benda dikenai tegangan diatas, benda akan mengalami
perubahan bentuk. Misalnya pada suatu batang yang ditarik sebuah
gaya, terjadilah pertambahan panjang. Nilai perbandingan
pertambahan panjangnya terhadap panjang awal disebut regangan.
Dapat ditulis:
Untuk menggambarkan tingkat elastisitas bahan kita dapat
menggunakan modulus elastisitas/modulus Young. Modulus Young
adalah perbandingan antara tegangan dengan regangan. Modulus
Young (E) dapat kita tuliskan:
2. Elastisitas Pegas
Apabila pegas diberi gaya, dan terjadi perubahan panjang pegas
akan memberikan gaya yang arahnya berlawanan sebagai reaksi atas
gaya yang kita berikan. Gaya ini menjadi gaya pemulih yang
menyebabkan pegas yang diberi gaya kembali ke posisi setimbangnya
setelah gaya dihilangkan (Sripudin, 2009:49). Dalam suatu rentang
waktu pegas melakukan gerak harmonik sederhana dimana benda
melakukan gerak bolak balik dengan periode dan frekuensi konstan.
a) Hukum Hooke
Robert Hooke telah melakukan eksperimen elastisitas pada
pegas dan menemukan hubungan antara gaya dengan pertambahan
panjang pegas yang dikenai gaya. Besar gaya sebanding dengan
pertambahan panjang.
𝑭~Δ𝒙
𝑭 = 𝑘Δ𝒙
Nilai konstanta 𝑘 merupakan konstanta yang dimiliki setiap
pegas. Oleh karena itu disebut sebagai konstanta pegas. 𝑘 dapat memberikan informasi seberapa sulit pegas mengalami
pertambahan panjang. Nilai 𝑘 juga menyatakan berapa gaya yang
dibutuhkan untuk mengubah panjang pegas sejauh satu satuan
panjang.
Apabila pegas dirangkai seri besar pertambahan panjang Δ𝒙
akan sama dengan penjumlahan Δ𝒙 tiap pegas penyusunnya.
Karena kita telah mengetahuni bahwa Δ𝒙 =
F/k , maka kita dapat
menentukan persamaannya:
Karena gaya di tiap pegas selalu sama, kita dapat mencari
nilai konstanta pegas gabungannya dengan persamaan:
Pada rangkaian paralel pegas, gaya akan didistribusikan
merata terhadap pegas-pegas penyusunnya, sehingga 𝑭𝒑 = 𝑭𝟏 +
𝑭𝟐 + ⋯ + 𝑭𝒏. Dimana 𝑭 = 𝑘Δ𝒙, dan Δ𝒙 –nya sama, maka kita
dapat menuliskan persamaan untuk mencari nilai konstanta
pegasnya adalah:
b) Getaran pada Pegas
Apabila sebuah benda dihubungkan diujung pegas dan
benda memberikan suatu gaya pada pegas, benda akan mengalami
gerak harmonik sederhana akibat gaya pemulih pada pegas. Gerak
harmonik sederhana berulang secara periodik bergerak melewati
titik setimbang dan simpangan-simpangannya. Maka persamaan
simpangannya adalah:
𝑦 = 𝐴 sin 𝜔𝑡
Saripudin dkk. (2009:59) menyatakan, karena kita
memperhitungkan sudut fase getaran (𝜙 =
௧
்
), akan didapatkan
persamaan umum gerak harmonik sederhananya:
𝑦 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃)
Dan sudut fasenya:
𝜃 = 𝜔𝑡 rad = (2𝜋/𝑇) 𝑡 𝑟𝑎𝑑
Karena kecepatan merupakan turunan dari posisi. Maka
persamaannya dapat ditulis:
𝑣 = 𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡
Nilai v maksimum akan didapat ketika cos 𝜔𝑡 = 1. Jadi,
didapat nilai kecepatan maksimumnya:
𝑣maks = 𝐴𝜔
Jika persamaan kecepatan diturunkan lagi, kita akan
mendapatkan persamaan percepatan gerak harmonik sederhana,
yaitu:
Untuk mencari periode getaran, kita lakukan substitusi menggunakan persamaan-persamaan sebelumnya
Untuk mencari periode getaran, kita lakukan substitusi menggunakan persamaan-persamaan sebelumnya
c) Energi potensial pegas
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, gaya pemulih
menyebabkan benda di ujung pegas terus bergerak antara
simpangan dan titik setimbangnya. Karena gaya yang dilakukan
pegas adalah 𝑭 = −𝑘𝑥 maka energi potensialnya adalah:
Energi potensial bernilai maksimum ketika ujung pegas
berada di titik simpangan terjauh. Sedangkan ketika berada di titik
setimbang energi potensial bernilai nol dan energi kinetik bernilai
maksimum.
Tulisan oleh Reja Marjana dan M. Nur Dandy.